Cinta mereka tidak setara. Pernikahan mereka diambang perceraian. Ketika kata cinta datang terlambat, semuanya hampir tidak selamat. “Saya membebaskan kamu sekarang. Mulai hari ini terserah kamu mau melakukan apa sebab saya tidak akan peduli dengan semua yang kamu lakukan.” -Hestama Satrio Hadipradja. “Selamat atas kabar pernikahan kamu dan Serana. Semoga kamu dan dia bahagia selamanya.”
Pernikahan satu tahun yang baru saja dirajut oleh Hanina Ayunda bersama Sabian Kalingga Pradiatama mendadak goyah sebab kehadiran seorang anak laki-laki yang diakui sebagai anak dari sang suami. Rakan Kalingga Pradiatama hadir delapan tahun yang lalu melalui seorang wanita yang pernah menjadi cinta pertama Sabian. Senada Pradita adalah satu-satunya perempuan yang dicintai oleh Sabian, dahulu.
Gistara Prameswari mengira bahwa mencintai pria yang belum selesai dengan masa lalunya akan semudah seperti yang ia pikirkan. Namun, nyatanya tak sesimpel itu kala bayang-bayang masa lalu selalu datang menghantui pernikahan mereka. “Apa kamu nggak bisa cinta sama aku…sekali aja?” “Saya sudah pernah mengatakannya. Saya kira kamu mengerti.” Selamanya…dua anak manusia itu hanya akan terjebak