Sebuah tragedi kejahatan hak asasi terjadi di kampus swasta yang mendapat predikat kampus paling transparan di negeri ini. Bermula dari diangkatnya berita mengenai kejahatan seksual oleh organisasi pers mahasiswa―Warta Mahasiswa―yang dipimpin Gibran Rajib Argani, kampus tiba-tiba membekukan seluruh kegiatan Warta yang berimbas pada gelombang kemarahan mahasiswa karena merasa pihak rektorat yang membekukan Warta erat kaitannya
“Di rumah, kita punya cerita.” Cerita teman serumah membawa banyak warna, termasuk dinamika hubungan antarpenghuni. Tercipta tali persahabatan dan solidaritas yang sangat kuat, perpecahan sesaat yang menimbulkan rasa rindu setelahnya, atau bahkan sekelumit hubungan bernama cinta. Kehangatan yang didapatkan, inginnya terus ada sampai tiba saatnya secara sukarela tubuh-tubuh itu pergi atas keinginannya sendiri. Suatu hari,