Bagi Inara yang sedang patah hati berat, bertemu Kainan Nayaka adalah sebuah keajaiban. Hatinya menghangat dapati perhatian dari laki-laki dewasa seperti Kainan. Inara pikir, mungkin, Kainan adalah jawaban dari kerisauan hati. Dia jatuh cinta. Goalnya saat ini adalah; Berharap perasaannya terbalas dengan ending sempurna bersama Kainan Nayaka. Akan tetapi, bukan hidup namanya jika tidak penuh
Layaknya bunga anggrek yang selalu memancarkan keindahan di mana pun dia berada, Diajeng Aisyah Puspa Kirani memiliki keinginan sederhana, seperti anggrek. Dara 24 tahun itu ingin menjadi sosok yang selalu memancarkan keindahan lewat kebaikan-kebaikan yang dia ciptakan bagi orang-orang di sekitarnya. Namun, siapa sangka justru kebaikannya malah dimanfaatkan oleh saudara kembarnya sendiri. Aisyah yang tengah
Menanti hilal jodoh adalah hal utama bagi setiap insan yang ingin melangkah menuju gerbang pernikahan. Tak terkecuali bagi Syabira Arunika, berusia 28 tahun. Usai yang terbilang matang bagi seorang gadis untuk akhiri masa lajang. *** Syabira menerima perjodohan dengan Arman, laki-laki pilihan kakaknya. Pernikahan sudah di depan mata, tinggal menghitung mundur. Akan tetapi manusia hanya
Bagi Aksara Al Farisi, dia tidak lagi percaya dengan adanya cinta. Jika cinta itu ada, kenapa Rania-istri yang baru dinikahi itu pergi meninggalkannya sendiri. Jika cinta itu ada, kenapa Tuhan malah mengambil ibu dari sisinya. Sementara Khayra harus terjebak pada hubungan rumit dengan laki-laki yang tidak menaruh hati sedikitpun padanya. Hubungan keduanya terjalin atas dasar
Abdullah Ammar Zaid bukanlah refleksi Salman Al Farisi–yang merelakan tali cintanya diikat oleh sang sahabat, Abu Darda. Salman Al Farisi memang berjiwa besar, beliau rela perempuan yang diam-diam dicintai, dipinang oleh Abu Darda sahabatnya sendiri. Pun dengan Ammar Diam-diam menyimpan perasaan pada Shaqila Fatimah–putri Ammi Ilham–pamannya sendiri, tapi harapnya belum terijabah Allah, saat tahu ternyata
Ia ingin cintanya seperti mim mati yang bertemu ba, lalu menjadi ikhfa syafawi. Seperti cinta yang terangkum samar, tapi menggebu dalam hati. Atau seperti ghunnah, yang selalu mendengung indah dalam jiwa dan nurani. Jika bait Nahwu Alfiyyah ada seribu satu, tapi bait cintaku untukmu lebih dari itu. Apakah aku harus menjadi layaknya Ibnu Malik yang
Safira Ilyana baru berusia delapan belas tahun saat dikirim abi-nya ke pesantren. Sempat menolak, karena tidak ingin melewatkan masa kuliah seperti teman-temannya yang lain. Siapa sangka, justru saat sudah tiba di pesantren, Illyana malah terpesona dan jatuh hati pada sosok ustaz muda bernama Ghaly Abdullah Zaid yang tak lain putra dari pengasuh pesantren, Abbah Zaid.
Bagiku peristiwa yang terjadi di dalam hidupku sudah merupakan jalan dan kehendak Yang Maha Kuasa. Aku menerima dengan hati lapang dan ikhlas perjodohan ini sebagai baktiku kepada kedua orangtua serta rasa cintaku pada Rasulullah untuk menjalankan sunnahnya. Jika Allah menjodohkan dia untukku maka aku percaya pasti Allah juga akan menyertakan cintanya padaku ~~Illyana Safira Marwah~~