Demi melunasi hutang adikku, aku bersedia menandatangani kontrak gelap yang akan menggiringku ke neraka dunia. Aku dengan rela dan sadar telah menjual diri. Kupikir tak apa. Menjalani kehidupan yang susah dan menyedihkan sudah menjadi makananku sehari-hari. Aku percaya bahwa beban melacurkan diri itu tidak seberapa. Sialnya aku terlalu naif. Sebut ini gila! Ternyata aku dibeli
Berdosa adalah yang tidak berdosa. Tidak berdosa adalah yang berdosa. Bagaimana menjaga kewarasanku? Yang berdosa justru memabukkan, bukan? Dan yang tidak berdosa sungguh menyiksa. Aku berdosa karena wanita itu. Ia seakan memaksaku untuk melakukan sesuatu di luar akal sehat. Membuatku mencintai kegilaan, pengkhianatan dan dosa. Aku terjerat, ingin melakukan dosa bersamanya, di atas tubuhnya. Aku,