Sungguh tiada pernah terbayangkan. Bila kedatanganku ke kota ini adalah suatu kesalahan besar. Begitu jauh aku berlayar dari luar pulau menyeberangi lautan demi bertemu Ibu dan kakak kandung tercinta. Namun, bukan bahagia yang didapat melainkan penderitaan panjang yang tak berkesudahan. Masih teringat jelas dalam ingatan. Siang itu kala ayah menghembuskan napas terakhir dan baru saja
Suara ketukan palu terdengar nyaring. Sedikit menggetarkan dada dan seperti ada yang meremas hatiku. Namun air mataku enggan luruh. Mungkin bulir bening itu telah surut karena sudah acap kali tertumpah satu tahun terakhir. Berbeda denganku, Mas Ferdi tampak beberapa kali mengelap sudut matanya yang basah dengan punggung tangan. Ketika aku menoleh, mata kami bertemu padang.
Sebagai seorang pria dewasa normal, hasratnya tergugah. Namun, pria itu pandai mengendalikan diri. Sehingga raut datar kembali terhias di wajahnya. Safia sendiri juga merasa malu dan gugup. “Kamu balik badan! Aku mau pake under wear sendiri saja,” perintah Safia sembari menutupi kedua dadanya yang hanya tertutup bra. Merasa jantungnya masih berdegup rancak, Jevin menurut. Pria