Aku berjalan ragu masuk ke gedung pernikahan. Perlahan tapi pasti langkah kaki ini semakin mendekat ke tempat pelaminan. Nis sangat cantik dengan gaun biru dan Yas tak kalah cantik dengan gaun putihnya. Percuma aku menyalami Givran, mengucapkan selamat, lalu beralih pada Yas. Yas hanya melihatku sekilas. Mungkin ia semakin benci kepadaku kini. “Makasih udah datang,